Kamis, 01 Maret 2012

Kekuatan Pernafasan

Bernafas adalah perangkat –yang paling sering diabaikan, paling mudah dilakukan, dan paling mudah dicapai– yang kita miliki untuk meningkatkan kondisi kesehatan tubuh-pikiran kita. Diketahui ada keterkaitan langsung antara mengolah pernafasan dan kesehatan.
Bernafas dengan tidak tepat dapat menyebabkan atau memperburuk penyakit dan masalah kesehatan. Belajar untuk bernafas dengan benar akan berdampak sangat cepat dan sangat besar pada kondisi mental, emosional, dan fisik atas ketidakseimbangan tubuh atau penyakit dan menyiapkan tubuh-pikiran kita pada kondisi optimal menuju kesembuhan.
Konsep mengolah pernafasan yang diibaratkan sebagai kehidupan merupakan prinsip dasar penyembuhan tradisional yang telah mendunia. “Qi” dan “prana” dipertimbangkan sebagai kekuatan hidup dalam pengobatan tradisional China dan Ayurveda.
Pada bagian pertama, saya akan mendiskripsikan cara mengolah pernafasan yang benar, menunjukkan perbedaan antara bernafas dengan perut dan dada, dan pengetahuan tentang pernafasan.
Pengalaman awal kita bersentuhan dengan "bernafas" adalah hal yang paling alami. Cara bernafas yang benar adalah bernafas dengan tidak kentara. Bayi bernafas secara alamiah melalui perut. Jika Anda mengamati cara bayi bernafas, Anda akan melihat perutnya membesar saat menarik nafas.
Saat kanak-kanak, seiring dengan tumbuhnya kewaspadaan dan kesadaran diri, mungkin kita akan kehilangan cara bernafas yang spontan dan alami. Banyak diantara kita, telah melupakan bagaimana bernafas dengan perut seperti yang pernah kita lakukan saat bayi. Kita menjadi terbiasa melakukan pernafasan melalui dada, menahan perut dan bernafas melalui dada.
Lingkungan masyarakat dan budaya juga mempengaruhi bagaimana kita bernafas. Pria dan perempuan secara tidak sadar telah menerima persepsi bahwa perut rata, berdiri tegap, dan membusungkan dada adalah hal yang diperlukan. Persepsi tesebut dengan sendirinya menghalangi bentuk alami pernafasan perut.
Kondisi emosional juga mempengaruhi pernafasan kita. Ketakutan, kegelisahan, kemarahan, dan perasaan depresi secara tidak sadar dapat mengaktifkan pernafasan dada, menghambat pernafasan perut, dan bahkan memaksa kita menahan atau berhenti bernafas sesaat.
Bernafas melalui perut secara sederhana membiarkan perut kita mengembang saat kita menarik nafas, kebalikan dari menarik nafas melalui dada. Dada mungkin saja bisa sedikit mengembang, namun kebanyakan nafas diambil dengan membiarkan perut kita mengembang. Dengan membiarkan perut mengembang ketika menarik nafas, kita menyediakan ruang bagi paru-paru untuk mengembang lebih sempurna. Usus bergeser memberikan jalan dan menyediakan ruang untuk paru-paru.
Pernafasan melalui perut terkadang diarahkan sebagai pernafasan diafragmatis. Kita sebenarnya tidak sedang melakukan pernafasan dengan diafragma. Diafragma diibaratkan sebagai pintu ayun yang diturunkan untuk memberi kesempatan agar paru-paru mengembang ketika kita membiarkan perut kita mengembang saat menarik nafas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar