Rabu, 18 April 2012

Latihan Meditasi Menghasilkan Perubahan Positif Pada Otak

Sebuah tim penelitian UW-Madison telah menemukan, untuk pertama kalinya, bahwa sebuah program singkat "meditasi kesadaran" menghasilkan perubahan positif yang kekal pada kedua buah otak dan fungsi sistem kekebalan tubuh.
Penemuan ini memberi kesan bahwa meditasi merupakan sebuah teknik yang telah lama diperkenalkan untuk mengurangi kegelisahan dan stres, dapat menghasilkan efek biologis penting yang meningkatkan kegembiraan seseorang.
Richard Davidson, Profesor Vilas bagian psikologi dan psikiatri di UW-Madison, memimpin tim peneliti ini. Penelitian ini diadakan di perusahaan bioteknologi Promega dekat Madison, akan menjadi topik berikutnya di majalah Pengobatan Psikosomatik.
"Meditasi kesadaran," sering direkomendasikan sebagai sebuah pencegah stres dan rasa sakit pada penyakit kronis, merupakan suatu latihan yang dirancang untuk memfokuskan perhatian seseorang, tidak memikirkan dan merasakan apa-apa seperti biasa yang terjadi, namun berusaha tenang tanpa menilai atau bertindak berdasarkan pikiran dan perasaan. Tujuannya untuk memperdalam kesadaran sekarang, menciptakan kemampuan memusatkan perhatian, dan mengultivasi emosi yang positif seperti belas kasih.
Pada lokakarya di UW, secara acak peserta ditempatkan pada satu dari dua grup. Kelompok eksperimen, dengan 25 topik, menerima pelatihan meditasi kesadaran dari seorang pengikut yang paling terkenal, Jon Kabat-Zinn, (Kabat-Zinn, seorang pengarang buku terkenal tentang pengurangan stres, meningkatkan kesadaran berdasarkan program pengurangan stres di Pusat Medis Universitas Massachusetts). Kelompok ini mengikuti kelas selama seminggu dan mengikuti retret selama tujuh jam selama lokakarya; mereka juga diharuskan latihan di rumah setiap hari satu jam, enam hari dalam seminggu. 16 anggota dari kelompok pengawas tidak menerima latihan meditasi sampai lokakarya selesai.
Untuk masing-masing kelompok, dalam menanyai para peserta untuk dinilai bagaimana perasaan mereka, tim peneliti mengukur aktivitas listrik di bagian depan dari otak, sebuah area khusus untuk berbagai macam emosi. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa, orang-orang yang biasa bersikap positif, optimis dan selalu berperasaan positif, sisi kiri pada bagian depan area ini menjadi lebih aktif daripada sisi kanan.
Penemuan penelitian itu menegaskan hipotesa penelitian: kelompok meditasi menunjukkan peningkatan aktivasi pada bagian sisi kiri daerah depan. Ini menunjukkan bahwa meditasi lebih meningkatkan aktivitas pada otak bagian ini. Aktivitas ini berhubungan dengan penurunan kegelisahan dan kondisi emosi yang lebih positif.
Tim peneliti juga menguji apakah kelompok meditasi mempunyai fungsi imunisasi yang lebih baik daripada kelompok pengawas. Semua peserta lokakarya mendapat sebuah vaksinasi flu pada sesi terakhir dari delapan minggu meditasi. Lalu, pada empat dan delapan minggu setelah pemberian vaksin, darah kedua kelompok diukur tingkat antibodi yang dihasilkan untuk melawan vaksin flu. Sementara kedua kelompok (seperti yang diharapkan) telah meningkatkan antibodi, kelompok meditasi meningkat lebih besar dari kelompok pengawas, pada empat dan delapan minggu setelah menerima vaksin.

Meditasi Dapat Meningkatkan Kinerja Otak


 otak manusiaMenurut laporan dari media New Scientist, ilmuwan menemukan bahwa meditasi tidak hanya dapat membuat jiwa menjadi baik dan tenang namun juga dapat mengubah struktur otak.

Sekelompok ilmuwan dari Universitas Kentucky di Lexington, AS, membuat kesimpulan berdasarkan percobaan-percobaan terakhir yang mereka lakukan.

Mereka menggunakan sebuah peralatan yang memperlihatkan “tugas kewaspadaan psikomotor”, yaitu suatu metode yang telah lama digunakan untuk mengukur pe-ngaruh ketajaman mental dalam kondisi tidur.

Tes ini dilakukan dengan melihat pada sebuah layar LCD dan mengukur kecekatan mereka saat menekan tombol begitu sebuah gambar muncul di layar.

Tipikalnya, orang akan merespon dalam 200 hingga 300 seperseribu detik, namun jika menghilangkan jam tidur seseorang, akan memakan waktu jauh lebih lama, dan bahkan terkadang akan kehilangan rangsangan (stimulus) seluruhnya.

Tes dilakukan sebelum dan sesudah 40 menit pada sepuluh sukarelawan, baik itu dalam kondisi tidur, meditasi, membaca ataupun melakukan percakapan ringan.

Telah diketahui bahwa melakukan tidur siang selama 40 menit dapat meningkatkan hasil (setelah satu jam atau lebih untuk menormalkan dari kondisi pening) .

Akan tetapi yang lebih mengherankan para ilmuwan ini adalah hanya meditasi lah yang dapat secara langsung mencapai kondisi superior, meski tak seorang pun diantara sukarelawan yang memiliki jam terbang berlatih meditasi.

Setiap subyek menunjukkan kemajuan,” kata O’Hara, salah satu peneliti. Bahkan kemajuan akan lebih dramatis hasilnya setelah bergadang semalaman.

Namun dia mengakui,”Mengapa hal ini menunjukkan kemajuan, kami sendiri tidak tahu penyebabnya.”

Tim peneliti saat ini sedang mempelajari pengalaman-pengalaman para meditator yang menghabiskan beberapa jam sehari untuk bermeditasi.

Membentuk Otak

Efek yang ditimbulkan meditasi pada stuktur otak telah menjadi perdebatan para ahli. Sara Lazar dari Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston, AS, dan rekan timnya menggunakan MRI untuk membandingkan 15 orang yang berlatih meditasi (lamanya berkisar 1 hingga 30 tahun berlatih) dengan 15 orang yang tidak berlatih meditasi.

Mereka menemukan bahwa meditasi sebenarnya meningkatkan ketebalan kulit otak (korteks) di area yang berfungsi pada kesiagaan dan pemrosesan sensori, seperti prefrontal cortex dan anterior insula kanan.

“Anda melatihnya ketika bermeditasi, dan membuatnya bertambah besar,”kata Sara. Penemuan ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa pekerjaan musisi, atlit dan ahli bahasa juga dapat mempertebal area yang berkaitan dengan korteks.