Jika
Anda masih menganggap meditasi itu hanya berkaitan dengan aktivitas
yoga atau sebangsa klenik-supranatural dan jagad persilatan Tutur
Tinular (dan semacamnya), Anda jelas keliru. Meditasi tidak mengenal
batas agama dan kebangsaan. Dan yang lebih penting lagi,
penelitian-penelitian modern menunjukkan bahwa meditasi berkaitan erat
alias berpengaruh pada kesehatan psikis dan fisik para pelakunya. Kok
bisa ya… .
Penelitian dari University of Wisconsin-Madison melaporkan bahwa meditasi meningkatkan kemampuan berkonsentrasi. (UW-Madison News). Sementara itu pada 2007, Katherine MacLean, Clifford Saron dan tim melakukan penelitian pengaruh latihan meditasi konsentrasi terhadap
kemampuan persepsi dan memperhatikan sesuatu secara terus menerus. Para
peneliti berusaha mengamati perubahan dalam kemampuan mental, kesehatan
psikologis dan fisiologis (psikis dan biologis) 60 pelaku meditasi
selama mengikuti retreat tiga bulan di Pegunungan Rockiy Colorado.
Hasilnya, seiring berlangsungnya retreat, para partisipan menjadi
semakin fokus dan akurat dalam melakukan tugas, bahkan bertahan dalam
waktu yang lebih lama (Sage Journal: 2010).
Diyakini, latihan meditasi juga meningkatkan keahlian berpikir yang
dibutuhkan dalam semua tugas persepsi dasar. Karena ketika proses
persepsi menjadi lebih mudah, otak dapat mengerahkan lebih banyak
sumbernya yang terbatas untuk berkonsentrasi.Manfaat Meditasi bagi Tubuh dan Jiwa
Berbagai penelitian modern yang dilakukan para akademisi melaporkan bahwa melakukan meditasi secara rutin dapat memberi pengaruh positif dalam empat area, yaitu emosi, kesehatan fisik, perilaku, dan fungsi otak.
Dengan bermeditasi secara rutin, reaktivitas emosional dan kecemasan seseorang jadi berkurang. Pelakunya mengalami peningkatan kemampuan mengelola dorongan emosi dan lebih tahan dalam menghadapi stress. Dari sisi kesehatan medis, meditasi teratur meningkatkan enzim telomerase, yang memperlambat penuaan sel. Selain itu, meditasi juga membantu mengatasi gangguan makan, mengurangi nyeri kronis, mengobati psoriasis, mengurangi depresi, dan membantu mengendalikan penyalahgunaan obat-obatan.
Dari sisi kinerja otak, kecepatan proses berpikir menjadi meningkat, daya konsentrasi lebih lama, kemampuan memperhatikan (atensi) dan mengingat juga lebih baik. Jaringan otak yang terkait dengan empati pun menjadi jauh lebih aktif sehingga pelaku meditasi teratur mempunyai kemampuan empati yang lebih baik, penuh kasih sayang (welas asih), dan senang membantu atau memperhatikan kepentingan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar